Selasa, 10 Februari 2015

Ekonomi Politik Internasional

Dalam pembahasan Ekonomi Politik Interansional, terdapat beberapa perspektif yang menjadi dasar dalam memandang dunia. Dalam tulisan ini, akan dibahas tiga perspektif utama dalam Ekopolint, yaitu Perspektif Merkantilis, Perspektif Liberalis dan Perspektif Marxis.
Perspektif Merkantilis
Merkantilisme adalah suatu aliran ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad 16 di kawasan Eropa Barat.
Ide pokok Perspektif Merkantilis ialah
·         Suatu negara akan kaya dan makmur apabila ekspor lebih besar daripada impor (X>M).
·         Surplus yang diperoleh dari selisih (X>M) atau ekspor neto yang positif tersebut diselesaikan dengan pemasukan logam mulia, terutama emas dan perak dari luar negeri. Dengan demikian, semakin besar ekspor neto, maka akan semakin banyak logam mulia yang dimiliki atau diperoleh dari luar negeri.
·         Pada waktu itu, logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran (uang), sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan kaya raya dan makmur.
·         Logam mulia dugunakan sebagai modal untuk meningkatkan kapabilitas militer guna memperluas wilayah perdagangan dan penyebaran agama (gold, glory dan gospel).
·         Kapabilitas militer yang kuat untuk memperluas wilayah perdagangan dan penyebaran agama menimbulkan kolonisasi di kawasan Amerika Latin, Afrika dan Asia.
Merkantilisme memiliki dua kebijakan utama dalam bidang perdagangan yaitu, meningkatkan ekspor barang keluar negeri sebanyak-banyaknya dan membatasi bahkan melarang kegiatan impor barang ke luar negeri. Asumsi mereka tindakan ini dapat mempertahankan jumlah logam mulia yang ada di negara.
Kebijakan merkantilis tersebut memang dapat dikatakan using dan sudah tidak berlaku lagi pada zaman ini, akan tetapi masih ada beberapa kebijakan yang menggambarkan perspektif merkantilis. Kebijakan tersebut seperti melakukan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi khususnya dalam bidang industry nasional. Kebijakan proteksi itu berupa pemberlakuan kebijakan tariff (Tariff Barrier dan Nontariff Barrier) terhadap produk-produk luar negeri.
Merkantilisme tidak melihat kerjasama dengan negara-negara lain sebagai hal yang menguntungkan. Merkantilisme memiliki tujuan utama yaitu harus memaksimalkan kekayaan. Merkantilisme melihat ekonomi sebagai faktor utama untuk mencapai tujuannya tersebut. Pendek kata, Merkantilisme melihat ekonomi sebagai alat utama untuk mencapai kepentingan politik suatu negara. Merkantilisme melihat perekonomian sebagai arena yang sangat konfliktual dengan berbagai tabrakan kepentingan sehingga memilih tidak bekerjasama dalam kondisi demikian. Dan lebih memfokuskan kegiatan perekonomian untuk kepentingan diri sendiri.
Kaum Merkantilis juga tidak mengenal istilah interdependensi atau ketergantungan sebagaimana kaum liberalisme, tetapi Merkantilisme mengenal self-determination atau menentukan nasib sendiri. Dalam kamus Merkantilis, tidak ada istilah “kerjasama yang menguntungkan” yang ada adalah “kompetisi yang saling menjatuhkan”. Kaum merkantilis menyatakan bahwa ekonomi harus tunduk pada tujuan peningkatan kekuatan negara sehingga politik mesti diposisikan di atas ekonomi (Jackson and Sorensen, 1998, p. 233). Yang membedakan Merkantilisme dengna ideologi ekomi lain telretak pada posisi politik yang lebih penting dan negara di atas ekonomi. Ekonomi semata-mata digunakan sebagai alat untuk meningkatkan chances of survivalnya dan mencapai kepentingan nasionalnya. Merkantilisme tidak mengenal keuntungan yang mutualisme, artinya keadaan perekonomian yang tercipta selalu zero-sum dan kompetisi yang konfliktual karena berbagai kepentingan yang bertentangan satu sama lain.
Perspektif Liberlis
Asumsi dasar perspektif Liberalis yaitu sebagai berikut:
·         Hakekat manusia: manusia merupakan makhluk yang penuh damai dan mempunyai kemauan bekerjasama, berkompetisi secara konstruktif, dan rasional serta menjamin kebebasan individu.
·         Peran negara yang kuat dan aktif dapat mengancam kebebasan individu karenanya campur tangan negara dalam pasar akan merugikan masyarakat.
·         Kebebasan individu dijamin melalui mekanisme pasar (invisible hand-Adam Smith; essence of life-Havel)
·         Kaum Liberal memandang ketegangan laten antara negara dan pasar merupakan konflik penindasan dan kebebasan, kekuasaan dan hak individu, dogma otokratik dan logika rasional. Pasa rmerupakan mekanisme paling bagus yang memua tnilai-nilai dan sifat-sifat yang diperjuangkan.
·         Pasar Bebas mengutamakan inisiatif individu, pemilikan swasta, dan campur tangan pemerintah yang terbatas.
·         Urusan internasional: negara-bangsa menunjukkan sifat kooperatif, damai dan konstruktif melalui persaingan secara harmonis. Perilaku negara bangsa sama dengan perilaku individum.
·         Perdagangan internasional dipandang sebagai kegiatan saling menguntungkan bukan kompetisi memperebutkan kekayaan dan kekuasaan secara saling menjatuhkan.
·         Perdagangan internasional harus dijalankan sebebas mungkin tanpa ada hambatan dari negara-negara yang terlibat didalamnya.
·         Peran negara adalah menjalankan sedikit urusan yang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh individu yaitu pembentukan sistem hukum, jaminan keamanan nasional, dan membuat uang.
Tokoh utama perspektif Liberalis antara lain adalah Adam Smith dan David Ricaardo. Kedua tokoh tersebut yang memperkenalkan sistem liberalis kapitalis yang pada intinya, sistem pasar merupakan sistem terbaik, segala mekanisme ekonomi harus dipegang oleh pasar, sedangkan negara hanya terlibat sedikit saja yaitu peran yang tidak bisa dilakukan oleh pasar atau individu.        
Secara teori, sesuai yang diutarakan oleh Scott Burchill (2008) dalam butkunya Theories of International Relations, liberalisme pada dasarnya memuat asumsi dasar nilai-nilai sebagai berikut, yaitu: mengunggulkan paham kebebasan individual, kebutuhan membentuk institusi untuk mengakomodasi beragam kepentingan individual supaya tidak saling berkonflik, individual mesti bebas dari intervensi pemerintah, mendukung opsi pasar kapitalisme sebagai cara terbaik untuk mencapai kesejahteraan.
Liberalisme ekonomi merupkan suatu sistem ekonomi dimana kekayaan produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi. Tujuan dari kepemilikan pribadi adalah untuk mendapatkan keuntungan dan efisiensi dari penggunaan kekayaan yang produktif. Nilai liberalisme dalam perekononomian adalah perdagangan bebas, tanpa adanya campur tangan pemerintah. Namun, itu hanyalah teori. Pada kenyataannya tidak ada satu negarapun di dunia yang secara murni menerapkan perdagangan bebas.
Liberalisme ekonomi menilai bahwa campur tangan pemerintah hanya akan menyebabkan terjadinya distorsi pasar yang pada akhirnya mengakibatkan alokasi sumber daya menjadi tidak efisien. Adanya intervensi pemerintah paling tidak akan merugikan kepentingan salah satu diantara dua pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, keadilan dalam kehidupan ekonomi sangan ditentukan oleh hilangnya campur tangan pemerintah secara total. Lembaga sosial atau identik dengan institusi yang paling diutamakan adalah pasar. Yang terpentinga dalam ekonomi liberal adalah mekanisme pasar. Karena itu, mereka yang memiliki modal dan melibatkan diri dalam kegiatan pasar akan menentukan apa yang akan terjadi dalam proses ekonomi. Sementara itu ekonomi liberal memandang peran negara adalah untuk melindungi hak milik dan menciptakan lingkungan yang mendukung bekerjanya pasar.
Ideologi yang mendasari ilmu ekonomi liberal memiliki asusmsi khas tentang hakekat manusia. Yaitu manusia dipandang semata-mata sebagai ‘makhluk ekonomi’ yang tentu saja selalu ingin memaksimalkan keuntungan. Teori yang dikembangkan oleh Adam Smith sangat dipengaruhi oleh paham individualisme yang menjadi salah satu pilar dari liberalisme. Dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations, Adam Smith memandang manusia sebagai makhluk yang rakus, egois, dan selalu ingin mementingkan dirinya sendiri.



Perspektif Marxis
Terdapat beberapa asumsi dasar dari Perspektif Marxis yaitu sebagai berikut:
·         Bersumber dari ajaran-ajaran Karl Marx dan Fredrich Engels.
·         Marx memusatkan perhatian pada struktur produksi yang inheren dalam kapitalisme di dalamnya terdapat dinamika yang menghasilkan kelas-kelas sosial pergulatan antar kelas yang melahirkan krisis.
·         Inti argumen strukturalisme adalah bahwa struktur ekonomi berpengaruh besar terhadap distribusi kekayaan dan kekuasaan.
·         Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan kapitalisme global dengan sendirinya mengistimewakan posisi negara-negara dominan, sehingga menciptakan suatu jaringan dependensi yang, dalam beberapa hal, menghidupkan kembali hubungan kolonial antara negara penjajah dengan tanah jajahannya di abad 19 lalu.
Matriks Perspektif Ekonomi Politik Internasional
Substansi
Liberalis
Merkantilis
Strukturalis
Aktor
individu/perusahaan

Negara-bangsa

Kelas Sosial
Tujuan
Maksimalisasi kesejahteraan global

Konfliktual, hanya mengungtungkan yang kuat

Maksimalisasi kepentingan kelas

Sifat Sistem Internasional
Harmonis, menguntungkan semua yang terlibat

Primer; memperjuangkan kepentingan nasional

Konfliktual, hanya mengungtungkan yang kuat

Peranan Negara
Sekunder; menjamin prasarana pendukung pasar

Primer; memperjuangkan kepentingan nasional

Primer; memperjuangkan kepentingan kelas

Kebijakan
Efisiensie konomi, manfaatkan SDA yang tersedia dalam sistem internasional, jaringan intervensi pasar

Bangsa yang lemah harus intervensi pasar utk melindungi ekonomi Domestik dari domina si asing

Bangsa yg lema hhrs menghindarkan diri dari kaitan sistem  kapitalis internasional; tekankan strategi“autarchy”

Tokoh
Adam Smith, David Ricardo, Keynes, John Stuart Mill

Alexander Hamilton, Friederich List, Robert Gilpin

Karl Marx, Wallerstein, Theotonio Dos Santos, Andre Gunder Frank, Raul Prebisch


Perdagangan
Pada kebanyakan periode pasca perang, perdagangan dunia telah tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan produksi dunia. Ekspor dunia dijadikan sebagai indikator proporsi produksi dunia, yang tiga kali lebih besar pada tahun 1998 dibandingkan tahun 1950. WTO memperkirakan rasio ini naik 29 persen pada tahun 2001. pada tahun 2003, perdagangan dunia melebihi produksi dunia sebesar 25 persen, lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Pada masa sekarang, perdagangan melibatkan lebih banyak negara dibandingkan dengan kapanpun pada masa terakhir. sementara perkembangan ekonomi pada masa sekarang dapat dilihat dari pertumbuhan pangsa ekspor dunia, baik dalam sektor manufaktur, ataupun jasa.
Perdagangan dunia masih tetap terkonsentrasi secara geografis. Tujuh puluh persen perdagangan dunia terjadi di negara-negara yang tergabung dalam Organization for Economic Development (OECD). OECD didirikan pada tahun 1961 dan sebagai ekspansi dari Organization for European Economic Co-operation (OEEC). Anggota OECD bukan hanya negara-negara eropa, tetapi juga kanada, meksiko, australia, New Zealand, jepang, Korea, dan Amerika Serikat. Sementara untuk di Negara-negara berkembang, bagian terbesar perdagangan dunia terjadi di asia timur, dan secara sektoral, asia timur memenuhi 50 persen ekspor dunia dalam bidang elektronik. Turunnya biaya transportasi, revolusi dalam bidang komunikasi, liberalisasi, dan tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional telah memberikan kontribusi yang besar dalam terbentuknya industri ekonomi baru seperti asia timur. Tetapi sejauh ini, lalu lintas perdagangan dunia yang besar dan padat terjadi pada wilayah utama ekonomi dunia, termasuk asia-pasifik, NAFTA, dan EU.  Diluar itu semua, regionalisme perdagangan yang terjadi harus sesuai dengan peratura perdaganan multilateral.  WTO muncul sebagai regulator global perdagangan dunia yang membentuk normative dan dasar hukum pasar dunia dan cara beroperasinya.
Sistem Moneter Internasional: Sejarah dan Definisi
Dalam melakukan perdagangan internasional orang – orang  harus dapat menentukan harga internasional. sebelum membeli produk asing, orang yang hidup di suatu negara misalnya  Indonesia yang ingin membeli barang dari Belanda harus mengetahui harga produk tersebut dari Euro ke rupiah. pembayaran internasional tidak hanya melibatkan transfer fisik uang dari satu negara ke negara lain tetapi juga pertukaran satu mata uang ke  mata uang yang lain. seperti sistem perdagangan internasional, sistem moneter internasional adalah sistem politik yang memberikan aturan yang mengatur nilai tukar dan aspek lain hubungan moneter internasional..
 Dalam paper ini selain membahas definisi dan jenis dari sistem moneter internasional kami juga akan membahas aktor dominan dan evolusi history pada sistem moneter internasional yang akan menjelaskan sejarah evolusi sistem moneter yang berubah ubah dan juga aktor aktor dominan yang mempengaruhi sistem moneter dunia.
Sistem Moneter Internasonal adalah sistem politik yang terdiri dari aturan yang mengatur pengaturan nilai tukar dan neraca penyesuaian pembayaran.sistem moneter internasional memfasilitasi transaksi ekonomi internasional, ia melakukannya dengan memungkinkan orang yang tinggal di berbagai negara untuk melakukan perdagangan dan transaksi keuangan dengan satu sama lain.(bahan dari bu aurora)
Dalam paper the international monetary system after financial crisis yang ditulis oleh Ettore Dorroci dan Julie Mckay sistem moneter internasional dapat dianggap sebagai himpunan konvensi, aturan dan instrumen kebijakan serta lingkungan kelembagaan dan politik ekonomi yang menentukan pengiriman dua barang publik global yang fundamental  yaitu mata uang internasional dan stabilitas eksternal.
Sistem moneter internasional merupakan peraturan dan prosedur dimana mata uang nasional yang berbeda dipertukarkan satu sama lain dalam perdagangan dunia. Sistem seperti ini diperlukan untuk menentukan standar umum nilai mata uang dunia.
Peran Sistem Moneter internasional merupakan jaringan hubungan ekonomi yang membatasi jenis-jenis aturan yang  pemerintah buat dan laksanakan
Ada tiga jenis Sistem Moneter Internasional dalam). Tiga sistem tersebut adalah Fixed Exchange Rate System, Floating Exchange Rate System dan Pegged Exchange Rate System.(dari pesantrenvirtual.com)
-          Fixed Exchange Rate System
Ditandai dengan berlakunya Bretton Woods System sejak 1 Maret 1947. Sistem ini menuntut agar nilai suatu mata uang dikaitkan atau convertible terhadap emas atau gold exchange standard.
-          Floating Exchange Rate System
Sistem yang ditetapkan melaui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran di bursa valas dan sama sekali tidak dijamin logam mulia. Pemerintah melalui Bank Sentral bebas menerbitkan sejumlah berapapun uang. Hal inilah yang menyebabkan nilai mata uang cenderung terdepresiasi, baik terhadap mata uang kuat (hard currency) maupun terhadap harga barang.
-          Pegged Exchange Rate System
Ditetapkan dengan jalan mengaitkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu yang biasanya merupakan mata uang kuat (hard currency). Sistem ini pernah dijalankan antara lain oleh negara-negara Afrika serta Eropa.
Bretton Woods         
Bretton Woods[1] System lahir pada bulan Jui 1944 sebagai system moneter dunia pada tahun. Sistem ini merupakan konsolidasi impian ekonom Inggris Keynes dan ekonomi Amerika White. Kedua ekonom ini yang merancang nilai-nilai Bretton Woods sedemikian rupa sehingga mampu menjembatani antara prinsip ekonomi liberalisme dan prinsip ekonomi berorientasi domestik. Karena dua prinsip ini sebelumnya menjadi permasalahan di Amerika. Mereka membentuk “Embedded Liberalism” dengan harapan tatanan ekonomi yang sanggup mengakomodasi pencapaian nilai-nilai kedamaian antarbangsa agar dapat menghindari perang sekaligus memerangi pengangguran di dalam negeri dan lebih memajukan perekonomian domestik.
Pada blueprint Bretton Woods, tampak seperti ada sinyal kembalinya ke sistem sebelum 1930an. Penandatangan konferensi tersebut menyetujui untuk membuat nilai nominal mata uang negara mereka yang dihubungkan kepada dolar dan harga emas. Pada masa itu, per ounce emas bisa ditukar dengan 35 Dolar. Dengan adanya bentuk seperti ini, negara-negara mulai memunculkan standar pertukaran emas, dan standar pertukaran emas ke dolar. Sistem moneter ini akan di kontol oleh International Monetary Fund yang dibuat saat konferensi Bretton Woods tersebut bersama dengan Bank Dunia.
Sistem Bretton Woods mulai mengalami kemunduran pada tahun 1970an, ketika standar pertukaran emas dan penyesuaian sistem patokan mata uang mulai jatuh. Tanda permasalahan terjadi pada bulan agustus 1971 disaat Amerika tiba-tiba mengakhiri pertukaran dolar Amerika ke emas. Sedangkan mata uang lain terikat dengan emas melalui dolar. Perpindahan ini menandakan akhir dari bentuk emas sebagai standar untuk mata uang lainnya, seperti yang sebelumnya terjadi.
Selain itu, Pada saat Amerika melakukan penyerangan ke Vietnam diantara tahun 1957 dan 1975, Amerika nyaris mengalami inflasi karena mencetak dolar sebanyak-banyaknya. Akhirnya menjadi timbulnya ketidakpercayaan pasar karena Amerika serikat tidak sanggup lagi menjaga Likuiditas dollar. Walaupun  sedemikian besarnya liquiditas dolar ternyata tidak sebanding dengan emas yang dimiliki Amerika. Ini yang membuat Amerika serikat mulai menyadari apabila keadaan ini berlangsung terus menerus maka timbul ancaman inflasi dan krisis akibat terlalu banyak dollar yang beredar di pasar. Dollar yang melimpah di pasar berpotensi mengurangi kepercayaan nilai tukar dolar terhadap emas. Untuk menghindari inflasi dan krisis tersebut, maka Amerika memutuskan untuk meninggalkan nilai tukar dolar dengan emas pada tahun 1970an.
Akhirnya floating rate exchange muncul, dimana setiap negara mempunyai responsibilitas yang sama terhadap nilai tukar uang masing-masing, sehingga setiap mata uang bisa berfluktuasi sesuai transaksi yang terjadi. Ini merupakan bentuk yang penting karena bisa menyeimbangkan pengaturan pembayaran. Awal tahun 1970an menjadi batas semua negara untuk berusaha untuk menstabilkan mata uang mereka dengan hubungan antara nilai mata uang utama dunia, namun Eropa mulai memperkenalkan ikatan moneter pada tahun 1999 yang kita kenal dengan mata uang Euro. Dimana, beberapa negara Eropa berusaha untuk menstabilkan nilai mata uang mereka secara bersama-sama.
Hal ini diawali oleh beberapa Negara dari komunitas Eropa yang berusaha untuk menstabilkan tingkat pertukaran diantara mereka, setelah kejatuhan sistem pertukan Bretton Woods. Komunitas Eropa membentuk Sistem Moneter Eropa pada tahun 1979 yang berbentuk “mini Bretton Woods” yang disesuaikan dengan patokan pemerintah karena masih ada control modal dan dukungan keuangan yang diberikan antar negara untuk memperbaiki dan melindungi mata uang masing-masing negara untuk menghadapi mata uang Eropa. Disamping itu, memang negara-negara Eropa sudah mempunyai hubungan satu sama lain sejak zaman dahulu, dan pada saat itu negara-negara eropa pun berada dalam satu institusi (European Union) sehingga pembentukan mata uang bersama itu menjadi hal yang realistis.
Referensi:
Hadi, Hamdi. (2001). Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional.
Scott Burchill, A. L. (2005). Theories of International Relations. New York: Palgrave.
Sorensen, R. J. (2013). Introduction to Internasional Relations Theories and Approaches. London: Oxfor University Press.
O'Callaghan, M. G. (2002). International Relations: The Key Concept. London: Routlegde.
Smith, J. B. (2001). The Globalization of World Politics: an Introduction to International Relation. New York: Oxford University Press.



[1] Bretton Woods merupakan nama suatu desa yang terletak dinegara bagian New Hampshire, Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar