Dalam
pembahasan Ekonomi Politik Interansional, terdapat beberapa perspektif yang
menjadi dasar dalam memandang dunia. Dalam tulisan ini, akan dibahas tiga
perspektif utama dalam Ekopolint, yaitu Perspektif Merkantilis, Perspektif
Liberalis dan Perspektif Marxis.
Perspektif
Merkantilis
Merkantilisme adalah suatu aliran
ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad 16 di kawasan Eropa
Barat.
Ide pokok Perspektif Merkantilis
ialah
·
Suatu negara akan kaya dan makmur
apabila ekspor lebih besar daripada impor (X>M).
·
Surplus yang diperoleh dari selisih
(X>M) atau ekspor neto yang positif tersebut diselesaikan dengan pemasukan
logam mulia, terutama emas dan perak dari luar negeri. Dengan demikian, semakin
besar ekspor neto, maka akan semakin banyak logam mulia yang dimiliki atau
diperoleh dari luar negeri.
·
Pada waktu itu, logam mulia digunakan
sebagai alat pembayaran (uang), sehingga negara yang memiliki logam mulia yang
banyak akan kaya raya dan makmur.
·
Logam mulia dugunakan sebagai modal
untuk meningkatkan kapabilitas militer guna memperluas wilayah perdagangan dan
penyebaran agama (gold, glory dan gospel).
·
Kapabilitas militer yang kuat untuk
memperluas wilayah perdagangan dan penyebaran agama menimbulkan kolonisasi di
kawasan Amerika Latin, Afrika dan Asia.
Merkantilisme
memiliki dua kebijakan utama dalam bidang perdagangan yaitu, meningkatkan
ekspor barang keluar negeri sebanyak-banyaknya dan membatasi bahkan melarang
kegiatan impor barang ke luar negeri. Asumsi mereka tindakan ini dapat
mempertahankan jumlah logam mulia yang ada di negara.
Kebijakan
merkantilis tersebut memang dapat dikatakan using dan sudah tidak berlaku lagi
pada zaman ini, akan tetapi masih ada beberapa kebijakan yang menggambarkan
perspektif merkantilis. Kebijakan tersebut seperti melakukan proteksi untuk
melindungi dan mendorong ekonomi khususnya dalam bidang industry nasional.
Kebijakan proteksi itu berupa pemberlakuan kebijakan tariff (Tariff Barrier dan
Nontariff Barrier) terhadap produk-produk luar negeri.
Merkantilisme tidak melihat kerjasama dengan negara-negara
lain sebagai hal yang menguntungkan. Merkantilisme memiliki tujuan utama yaitu
harus memaksimalkan kekayaan. Merkantilisme melihat ekonomi sebagai faktor
utama untuk mencapai tujuannya tersebut. Pendek kata, Merkantilisme melihat
ekonomi sebagai alat utama untuk mencapai kepentingan politik suatu negara.
Merkantilisme melihat perekonomian sebagai arena yang sangat konfliktual dengan
berbagai tabrakan kepentingan sehingga memilih tidak bekerjasama dalam kondisi
demikian. Dan lebih memfokuskan kegiatan perekonomian untuk kepentingan diri sendiri.
Kaum Merkantilis juga tidak mengenal istilah
interdependensi atau ketergantungan sebagaimana kaum liberalisme, tetapi
Merkantilisme mengenal self-determination atau menentukan nasib sendiri. Dalam
kamus Merkantilis, tidak ada istilah “kerjasama yang menguntungkan” yang ada
adalah “kompetisi yang saling menjatuhkan”. Kaum merkantilis menyatakan bahwa
ekonomi harus tunduk pada tujuan peningkatan kekuatan negara sehingga politik
mesti diposisikan di atas ekonomi (Jackson and Sorensen, 1998, p. 233). Yang
membedakan Merkantilisme dengna ideologi ekomi lain telretak pada posisi
politik yang lebih penting dan negara di atas ekonomi. Ekonomi semata-mata
digunakan sebagai alat untuk meningkatkan chances of survivalnya dan mencapai
kepentingan nasionalnya. Merkantilisme tidak mengenal keuntungan yang
mutualisme, artinya keadaan perekonomian yang tercipta selalu zero-sum dan
kompetisi yang konfliktual karena berbagai kepentingan yang bertentangan satu
sama lain.
Perspektif
Liberlis
Asumsi dasar
perspektif Liberalis yaitu sebagai berikut:
·
Hakekat
manusia: manusia merupakan makhluk yang penuh damai dan mempunyai kemauan bekerjasama,
berkompetisi secara konstruktif, dan rasional serta menjamin kebebasan
individu.
·
Peran
negara yang kuat dan aktif dapat mengancam kebebasan individu karenanya campur
tangan negara dalam pasar akan merugikan masyarakat.
·
Kebebasan
individu dijamin melalui mekanisme pasar (invisible hand-Adam Smith; essence
of life-Havel)
·
Kaum
Liberal memandang ketegangan laten antara negara dan pasar merupakan konflik
penindasan dan kebebasan, kekuasaan dan hak individu, dogma otokratik dan
logika rasional. Pasa rmerupakan mekanisme paling bagus yang memua tnilai-nilai
dan sifat-sifat yang diperjuangkan.
·
Pasar
Bebas mengutamakan inisiatif individu, pemilikan swasta, dan campur tangan
pemerintah yang terbatas.
·
Urusan
internasional: negara-bangsa menunjukkan sifat kooperatif, damai dan
konstruktif melalui persaingan secara harmonis. Perilaku negara bangsa sama
dengan perilaku individum.
·
Perdagangan
internasional dipandang sebagai kegiatan saling menguntungkan bukan kompetisi memperebutkan
kekayaan dan kekuasaan secara saling menjatuhkan.
·
Perdagangan
internasional harus dijalankan sebebas mungkin tanpa ada hambatan dari negara-negara
yang terlibat didalamnya.
·
Peran
negara adalah menjalankan sedikit urusan yang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh
individu yaitu pembentukan sistem hukum, jaminan keamanan nasional, dan membuat
uang.
Tokoh utama perspektif Liberalis
antara lain adalah Adam Smith dan David Ricaardo. Kedua tokoh tersebut yang
memperkenalkan sistem liberalis kapitalis yang pada intinya, sistem pasar
merupakan sistem terbaik, segala mekanisme ekonomi harus dipegang oleh pasar,
sedangkan negara hanya terlibat sedikit saja yaitu peran yang tidak bisa
dilakukan oleh pasar atau individu.
Secara
teori, sesuai yang diutarakan oleh Scott Burchill (2008) dalam butkunya
Theories of International Relations, liberalisme pada dasarnya memuat asumsi
dasar nilai-nilai sebagai berikut, yaitu: mengunggulkan paham kebebasan
individual, kebutuhan membentuk institusi
untuk mengakomodasi beragam kepentingan individual supaya tidak saling berkonflik, individual mesti bebas dari
intervensi pemerintah, mendukung opsi pasar
kapitalisme sebagai cara terbaik untuk mencapai kesejahteraan.
Liberalisme ekonomi merupkan suatu sistem
ekonomi dimana kekayaan produktif terutama dimiliki secara pribadi dan
produksi. Tujuan dari kepemilikan pribadi adalah untuk mendapatkan keuntungan
dan efisiensi dari penggunaan kekayaan yang produktif. Nilai liberalisme dalam
perekononomian adalah perdagangan bebas, tanpa adanya campur tangan pemerintah.
Namun, itu hanyalah teori. Pada kenyataannya tidak ada satu negarapun di dunia
yang secara murni menerapkan perdagangan bebas.
Liberalisme ekonomi menilai bahwa campur
tangan pemerintah hanya akan menyebabkan terjadinya distorsi pasar yang pada
akhirnya mengakibatkan alokasi sumber daya menjadi tidak efisien. Adanya
intervensi pemerintah paling tidak akan merugikan kepentingan salah satu
diantara dua pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi. Oleh karena itu,
keadilan dalam kehidupan ekonomi sangan ditentukan oleh hilangnya campur tangan
pemerintah secara total. Lembaga sosial atau identik dengan institusi yang
paling diutamakan adalah pasar. Yang terpentinga dalam ekonomi liberal adalah
mekanisme pasar. Karena itu, mereka yang memiliki modal dan melibatkan diri
dalam kegiatan pasar akan menentukan apa yang akan terjadi dalam proses ekonomi.
Sementara itu ekonomi liberal memandang peran negara adalah untuk melindungi
hak milik dan menciptakan lingkungan yang mendukung bekerjanya pasar.
Ideologi yang mendasari ilmu ekonomi liberal
memiliki asusmsi khas tentang hakekat manusia. Yaitu manusia dipandang
semata-mata sebagai ‘makhluk ekonomi’ yang tentu saja selalu ingin
memaksimalkan keuntungan. Teori yang dikembangkan oleh Adam Smith sangat
dipengaruhi oleh paham individualisme yang menjadi salah satu pilar dari
liberalisme. Dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations, Adam Smith
memandang manusia sebagai makhluk yang rakus, egois, dan selalu ingin
mementingkan dirinya sendiri.
Perspektif
Marxis
Terdapat
beberapa asumsi dasar dari Perspektif Marxis yaitu sebagai berikut:
·
Bersumber
dari ajaran-ajaran Karl Marx dan Fredrich Engels.
·
Marx
memusatkan perhatian pada struktur produksi yang inheren dalam kapitalisme di
dalamnya terdapat dinamika yang menghasilkan kelas-kelas sosial pergulatan
antar kelas yang melahirkan krisis.
·
Inti
argumen strukturalisme adalah bahwa struktur ekonomi berpengaruh besar terhadap
distribusi kekayaan dan kekuasaan.
·
Lembaga-lembaga
yang berkaitan dengan kapitalisme global dengan sendirinya mengistimewakan
posisi negara-negara dominan, sehingga menciptakan suatu jaringan dependensi
yang, dalam beberapa hal, menghidupkan kembali hubungan kolonial antara negara
penjajah dengan tanah jajahannya di abad 19 lalu.
Matriks Perspektif Ekonomi Politik
Internasional
Substansi
|
Liberalis
|
Merkantilis
|
Strukturalis
|
Aktor
|
individu/perusahaan
|
Negara-bangsa
|
Kelas Sosial
|
Tujuan
|
Maksimalisasi kesejahteraan global
|
Konfliktual, hanya mengungtungkan yang kuat
|
Maksimalisasi kepentingan kelas
|
Sifat Sistem Internasional
|
Harmonis, menguntungkan semua yang terlibat
|
Primer; memperjuangkan kepentingan nasional
|
Konfliktual, hanya mengungtungkan yang kuat
|
Peranan Negara
|
Sekunder; menjamin prasarana pendukung pasar
|
Primer; memperjuangkan kepentingan nasional
|
Primer; memperjuangkan kepentingan kelas
|
Kebijakan
|
Efisiensie konomi, manfaatkan SDA yang tersedia
dalam sistem internasional, jaringan intervensi pasar
|
Bangsa yang lemah harus intervensi pasar utk
melindungi ekonomi Domestik dari domina si asing
|
Bangsa yg lema hhrs menghindarkan diri dari kaitan
sistem kapitalis internasional;
tekankan strategi“autarchy”
|
Tokoh
|
Adam Smith, David Ricardo, Keynes, John Stuart
Mill
|
Alexander Hamilton, Friederich List, Robert Gilpin
|
Karl Marx, Wallerstein, Theotonio Dos Santos,
Andre Gunder Frank, Raul Prebisch
|
Perdagangan
Pada
kebanyakan periode pasca perang,
perdagangan dunia telah tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan produksi dunia.
Ekspor dunia dijadikan sebagai indikator proporsi produksi dunia, yang tiga
kali lebih besar pada tahun 1998 dibandingkan tahun 1950. WTO memperkirakan
rasio ini naik 29 persen pada tahun 2001. pada tahun 2003, perdagangan dunia
melebihi produksi dunia sebesar 25 persen, lebih tinggi daripada tahun-tahun
sebelumnya. Pada masa sekarang, perdagangan melibatkan lebih banyak negara
dibandingkan dengan kapanpun pada masa terakhir. sementara perkembangan ekonomi
pada masa sekarang dapat dilihat dari pertumbuhan pangsa ekspor dunia, baik
dalam sektor manufaktur, ataupun jasa.
Perdagangan
dunia masih tetap terkonsentrasi secara geografis. Tujuh puluh persen
perdagangan dunia terjadi di negara-negara yang tergabung dalam Organization
for Economic Development (OECD). OECD didirikan pada tahun 1961 dan sebagai
ekspansi dari Organization for European Economic Co-operation (OEEC). Anggota
OECD bukan hanya negara-negara eropa, tetapi juga kanada, meksiko, australia,
New Zealand, jepang, Korea, dan Amerika Serikat. Sementara untuk di
Negara-negara berkembang, bagian terbesar perdagangan dunia terjadi di asia
timur, dan secara sektoral, asia timur memenuhi 50 persen ekspor dunia dalam
bidang elektronik. Turunnya biaya transportasi, revolusi dalam bidang
komunikasi, liberalisasi, dan tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional telah memberikan kontribusi
yang besar dalam terbentuknya industri ekonomi baru seperti asia timur. Tetapi
sejauh ini, lalu lintas perdagangan dunia yang besar dan padat terjadi pada
wilayah utama ekonomi dunia, termasuk asia-pasifik, NAFTA, dan EU. Diluar itu semua, regionalisme perdagangan yang terjadi harus sesuai
dengan peratura perdaganan multilateral.
WTO muncul sebagai regulator global perdagangan dunia yang membentuk
normative dan dasar hukum pasar dunia dan cara beroperasinya.
Sistem Moneter
Internasional: Sejarah dan Definisi
Dalam melakukan
perdagangan internasional orang
– orang harus dapat menentukan
harga internasional. sebelum
membeli produk asing, orang
yang hidup di suatu
negara misalnya Indonesia yang ingin membeli barang dari
Belanda harus mengetahui harga produk tersebut dari Euro ke rupiah. pembayaran internasional
tidak hanya melibatkan
transfer fisik
uang dari satu negara ke negara
lain tetapi juga pertukaran
satu mata uang ke mata uang yang
lain. seperti sistem perdagangan
internasional, sistem moneter internasional adalah sistem politik yang memberikan aturan yang mengatur nilai tukar dan aspek lain hubungan moneter internasional..
Dalam paper ini selain membahas definisi dan
jenis dari sistem moneter internasional kami juga akan membahas aktor dominan
dan evolusi history pada sistem moneter internasional yang akan menjelaskan
sejarah evolusi sistem moneter yang berubah ubah dan juga aktor aktor dominan
yang mempengaruhi sistem moneter dunia.
Sistem
Moneter Internasonal adalah sistem politik
yang terdiri dari aturan yang
mengatur pengaturan nilai tukar
dan neraca penyesuaian pembayaran.sistem moneter internasional memfasilitasi
transaksi ekonomi internasional, ia melakukannya dengan
memungkinkan orang yang tinggal di berbagai negara untuk melakukan perdagangan
dan transaksi keuangan dengan satu sama lain.(bahan dari bu aurora)
Dalam paper the international
monetary system after financial crisis yang ditulis oleh Ettore Dorroci dan
Julie Mckay sistem moneter internasional dapat dianggap sebagai
himpunan konvensi, aturan dan
instrumen kebijakan serta lingkungan
kelembagaan dan politik ekonomi yang
menentukan pengiriman dua barang publik global yang fundamental yaitu mata uang internasional dan
stabilitas eksternal.
Sistem moneter internasional merupakan peraturan dan prosedur dimana
mata uang nasional yang berbeda dipertukarkan satu sama lain dalam perdagangan
dunia. Sistem seperti ini diperlukan untuk menentukan standar umum nilai mata
uang dunia.
Peran Sistem Moneter internasional merupakan
jaringan hubungan
ekonomi yang membatasi jenis-jenis
aturan yang pemerintah buat dan laksanakan
Ada tiga jenis Sistem Moneter Internasional dalam). Tiga sistem tersebut adalah Fixed
Exchange Rate System, Floating Exchange Rate System dan Pegged Exchange Rate
System.(dari pesantrenvirtual.com)
-
Fixed Exchange Rate System
Ditandai dengan berlakunya Bretton Woods
System sejak 1 Maret 1947. Sistem ini menuntut agar nilai suatu mata uang
dikaitkan atau convertible terhadap emas atau gold exchange standard.
-
Floating Exchange Rate System
Sistem yang ditetapkan melaui mekanisme
kekuatan permintaan dan penawaran di bursa valas dan sama sekali tidak dijamin
logam mulia. Pemerintah melalui Bank Sentral bebas menerbitkan sejumlah
berapapun uang. Hal inilah yang menyebabkan nilai mata uang cenderung
terdepresiasi, baik terhadap mata uang kuat (hard currency) maupun terhadap
harga barang.
-
Pegged
Exchange Rate System
Ditetapkan dengan jalan mengaitkan mata uang suatu negara dengan mata
uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu yang biasanya merupakan mata
uang kuat (hard currency). Sistem ini pernah dijalankan antara lain oleh
negara-negara Afrika serta Eropa.
Bretton
Woods
Bretton Woods[1] System lahir pada
bulan Jui 1944 sebagai system moneter dunia pada tahun. Sistem ini merupakan konsolidasi impian
ekonom Inggris Keynes dan ekonomi Amerika White. Kedua ekonom ini yang
merancang nilai-nilai Bretton Woods sedemikian rupa sehingga mampu menjembatani
antara prinsip ekonomi liberalisme dan prinsip ekonomi berorientasi domestik.
Karena dua prinsip ini sebelumnya menjadi permasalahan di Amerika. Mereka
membentuk “Embedded Liberalism” dengan harapan tatanan ekonomi yang sanggup
mengakomodasi pencapaian nilai-nilai kedamaian antarbangsa agar dapat
menghindari perang sekaligus memerangi pengangguran di dalam negeri dan lebih
memajukan perekonomian domestik.
Pada blueprint Bretton Woods,
tampak seperti ada sinyal kembalinya ke sistem sebelum 1930an. Penandatangan
konferensi tersebut menyetujui untuk membuat nilai nominal mata uang negara
mereka yang dihubungkan kepada dolar dan harga emas. Pada masa itu, per ounce
emas bisa ditukar dengan 35 Dolar. Dengan adanya bentuk seperti ini,
negara-negara mulai memunculkan standar pertukaran emas, dan standar pertukaran
emas ke dolar. Sistem moneter ini akan di kontol oleh International Monetary
Fund yang dibuat saat konferensi Bretton Woods tersebut bersama dengan Bank
Dunia.
Sistem Bretton Woods mulai
mengalami kemunduran pada tahun 1970an, ketika standar pertukaran emas dan
penyesuaian sistem patokan mata uang mulai jatuh. Tanda permasalahan terjadi
pada bulan agustus 1971 disaat Amerika tiba-tiba mengakhiri pertukaran dolar
Amerika ke emas. Sedangkan mata uang lain terikat dengan emas melalui dolar.
Perpindahan ini menandakan akhir dari bentuk emas sebagai standar untuk mata
uang lainnya, seperti yang sebelumnya terjadi.
Selain itu, Pada saat Amerika
melakukan penyerangan ke Vietnam diantara tahun 1957 dan 1975, Amerika nyaris
mengalami inflasi karena mencetak dolar sebanyak-banyaknya. Akhirnya menjadi
timbulnya ketidakpercayaan pasar karena Amerika serikat tidak sanggup lagi
menjaga Likuiditas dollar. Walaupun
sedemikian besarnya liquiditas dolar ternyata tidak sebanding dengan
emas yang dimiliki Amerika. Ini yang membuat Amerika serikat mulai menyadari
apabila keadaan ini berlangsung terus menerus maka timbul ancaman inflasi dan
krisis akibat terlalu banyak dollar yang beredar di pasar. Dollar yang melimpah
di pasar berpotensi mengurangi kepercayaan nilai tukar dolar terhadap emas.
Untuk menghindari inflasi dan krisis tersebut, maka Amerika memutuskan untuk
meninggalkan nilai tukar dolar dengan emas pada tahun 1970an.
Akhirnya floating rate exchange muncul, dimana setiap negara mempunyai
responsibilitas yang sama terhadap nilai tukar uang masing-masing, sehingga
setiap mata uang bisa berfluktuasi sesuai transaksi yang terjadi. Ini merupakan
bentuk yang penting karena bisa menyeimbangkan pengaturan pembayaran. Awal
tahun 1970an menjadi batas semua negara untuk berusaha untuk menstabilkan mata uang
mereka dengan hubungan antara nilai mata uang utama dunia, namun Eropa mulai
memperkenalkan ikatan moneter pada tahun 1999 yang kita kenal dengan mata uang
Euro. Dimana, beberapa negara Eropa berusaha untuk menstabilkan nilai mata uang
mereka secara bersama-sama.
Hal ini diawali oleh beberapa
Negara dari komunitas Eropa yang berusaha untuk menstabilkan tingkat pertukaran
diantara mereka, setelah kejatuhan sistem pertukan Bretton Woods. Komunitas
Eropa membentuk Sistem Moneter Eropa pada tahun 1979 yang berbentuk “mini
Bretton Woods” yang disesuaikan dengan patokan pemerintah karena masih ada
control modal dan dukungan keuangan yang diberikan antar negara untuk
memperbaiki dan melindungi mata uang masing-masing negara untuk menghadapi mata
uang Eropa. Disamping itu, memang negara-negara Eropa sudah mempunyai hubungan
satu sama lain sejak zaman dahulu, dan pada saat itu negara-negara eropa pun
berada dalam satu institusi (European Union) sehingga pembentukan mata uang
bersama itu menjadi hal yang realistis.
Referensi:
Hadi,
Hamdi. (2001). Ekonomi Internasional:
Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional.
Scott Burchill, A. L. (2005). Theories of International
Relations. New York: Palgrave.
Sorensen, R. J. (2013). Introduction to Internasional
Relations Theories and Approaches. London: Oxfor University Press.
O'Callaghan, M. G. (2002). International Relations: The
Key Concept. London: Routlegde.
Smith, J. B. (2001). The Globalization of World Politics:
an Introduction to International Relation. New York: Oxford University
Press.
[1] Bretton Woods merupakan nama suatu desa yang terletak dinegara
bagian New Hampshire, Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar