Minggu, 20 November 2011

HUMAN SECURITY

HUMAN SECURITY Konsep keamanan manusia tercipta dari pendekatan tradisional. Konsep ini terlahir karena dikarenakan sejak dahulu telah ada ketidak setaraan diantara manusia khususnya pihak perempuan yang selalu terkena efek dari militer, Patriarki, kemiskinan, pelecehan hak asasi sehingga perempuan menjadi termarjinalkan. Perempuan selalu diasumsikan tak bisa melakukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh laki-laki. Konsep keamanan menekankan pada semua aspek HAM dan hal-hal yang dibutuhkan dalam keamanan seperti militer, pertahanan dll. Dan keamanan manusia berusaha menjadi pelengkap bagi keamanan sebuah Negara. keamanan manusia berusaha memperluas cakupan dengan memasukan aspek keamanan non tradisional.
Secara tradisional, Negara memonopoli semua aspek keamanan seperti pertahanan wilayah, kedaulatan, dan kepentingan Negara. kebanyakan konflik yang terjadi khususnya di asia dan afrika disebabkan oleh konflik sipil dan pihak yang menjadi korban yang dirugikan adalah rakyat itu sendiri. Pendekatan yang berpusat pada rakyat adalah penyimpangan radikal dari konsep keamanan tradisional. Diskursus yang paling utama didalam aspek Keamanan Nasional dan Hubungan Internasional adalah isu Gender. Hal ini disebabkan karena lingkungan dasar dari teori Hubungan Internasional yaitu teori kaum Realis yang menyatakan bahwa sistem internasional saat ini adalah sistem Anarki. Dengan demikian, nilai-nilai menjadi kebutuhan bagi militer sebagai mata uang bagi kekuatan. Pendekatan keamanan manusia menenkankan implikasi atas persamaan gender dan serius dalam menghadapi diskriminasi yang dialami oleh wanita. Kaum Feminis menyatakan bahwa pentingnya keamanan bagi wanita khususnya ketika dalam situasi perang. Pada dasarnya keamanan wanita tidak dijamin dalam keadaan perang atau damai sekalipun, oleh karena itu perasaan tidak aman bagi wanita datang dari mana saja seperti dari lingkungan, Negara, konflik masyarakat bahkan keluarga itu sendiri. Lebih lanjut, ketidakamanan bagi wanita tidak bisa diukur dari aspek ketiadaan kekerasan kepada mereka. Ini berhubungan dengan keadaan sekeliling mereka, identitas mereka, peran dan status. Diskriminasi terstruktur menambah panjang ketidakamanan bagi wanita semisal dalam bidang ekonomi, politik maupun social. Sistem patriarki yang membatasi peran dan ruang bagi wanita untuk menunjukan apa yang wanita bisa lakukan. Dalam keadaan perang, wanita selalu saja menjadi pihak yang paling dirugikan karena menjadi sasaran empuk oleh musuh dan menjadi pelampias prostitusi para anggota militer. ANCAMAN BAGI KEAMANAN Dilihat dari konsep Keamanan Tradisional, ancaman yang paling berbahaya adalah ancaman Militer dan Terorisme. Kebanyakan konflik di Asia dan Afrika disebabkan oleh faktor internal semisal, konflik antar Agama, Etnis, kesenjangan Ekonomi, dan dominasi kelompok tertentu. Hal ini haruslah diselesaikan dengan baik dan cepat. Ancaman internal ini pecah ketika komunitas-komunitas masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme merasa tertekan atas penderitaan yang diciptakan oleh pemerintahan yang otoriter ataupun ketika dua kekuatan minoritas dan mayoritas berbenturan sehingga menyebabkan Revolusi di Negara-negara absolute. Ancaman dari aspek Militer, sistem Patriarki, kemiskinan, pelanggaran HAM dapat mempengaruhi keadaan wanita yaitu terciptanya kesenjangan status, peran dengan laki-laki. Setelah perang berakhir, laki-laki kembali bekerja seperti biasa akan tetapi wanita tersiksa karena keluarga mereka hancur setelah suami mereka mati dalam perang. Ini banyak terjadi di Negara konflik seperti Iraq, Kongo, Afghanistan. CARA UNTUK MEMBERIKAN KEAMANAN Menurut kaum tradisional, diplomasi dilaksanakan antar Negara karena setiap Negara memiliki kepentingan nasional yang harus dipenuhi. Keamanan nasional adalah agenda yang khsusus bagi setiap Negara, maka Negara memakai kekauatan militer untuk menjaga keamanan daerah teritorialnya atau kedaulatanya. Oleh karena itu, Militer adalah salah satu cara untuk mempertahankan keamanan sekaligus mempertahankan kepentingan nasional dari kepentingan nasional Negara lain. TUJUAN KEAMANAN Tujuan keamanan bagi kaum tradisional adalah menjaga kepentingan nasional, daerah territorial, kedaulatan dan menjamin kekuasaan sebuah Negara. walaupun utamanya Negara memakai kekuatan militer akan tetapi ada saatnya Negara memakai jalan negosiasi untuk menjaga keamanan. Pendekatan keamanan manusia mengemukakan bahwa keamanan berhubungan dengan hak asasi manusia dan perkembangannya. Dibanyak Negara konsep HAM telah banyak diterapkan, akan tetapi hak bagi wanita belum berkembang dan dihargai seperti hak asasi dan demokrasi. Contohnya di India, wanita tak memiliki kesamaan derajat dimata hukum dengan laki-laki dan di Amerika, gaji wanita lebih rendah dari pada laki-laki. Ini menunjukan masih ada diskriminasi pada wanita. Dalam praktek Tradisional, Negara akan menjaga kepentingan nasionalnya tetapi tidak selamanya mereka dapat bertahan dan bekerja sendirian, oleh karena itu banyak Negara kerjasama dengan Negara lain dengan membentuk organisasi keamanan regional atau global seperti NATO. Antara Negara berlatih perang bersama, saling bertukar tekhnologi untuk menjaga daerah regional mereka khususnya dari serangan terorisme. Globalisasi telah meningkatkan hubungan antara Negara-negara di dunia seperti terbentuknya PBB dan organisasi-organisasi serupa yang tujuan utamanya menjaga perdamaian dunia. Dan sekali lagi, wanita selalu tak menjadi bagian dari kemajuan dan perkembangan dunia saat ini. Mereka tetap saja mendapatkan diskriminasi dan ketidakseimbangan kesempatan dengan pria. TEORI DASAR Paradigma keamanan kaum tradisional dan nasional adalah dasar bagi kaum Realis dan Neo Realis yang ditulis oleh Philosop seperti Machiavelli dan Thomas Hobbes dan dikembangkan lagi oleh Clausewitz. Paradigma tersebut kemudian diolah lagi oleh para cendekiawan seperti Morghentau dan Waltz. Semua ahli mengemukakan bahwa sistem internasional pada dasarnya anarkis . Dan apabila Negara ingin mendapatkan semua kepentingan nasional maka haruslah meningkatkan kekuatan dan dominasi khususnya di bidang militer. Tak perlu diragukan lagi, Negara-negara barat telah melewati proses panjang demi menjadi Negara yang demokrasi dan tetap menggunakan pendekatan persamaan untuk memecahkan semua masalah konflik internal. Setelah perang dingin berakhir, para praktisi dan cendekiawan mengemukakan bahwa persepsi tentang keamanan manusia telah berubah. Bukan hanya masalah peperangan, kekerasan tetapi sudah membahas mengenai masalah HAM,sistem pemerintahan yang baik, akses pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dll. Keamanan manusia seperti persamaan Gender adalah salah satu cabang dari teori Demokrasi. Wanita telah berjuang sekuat tenaga untuk medapatkan posisi yang adil tetapi perjuangan tersebut akan mendapatkan hasil apabila melalui jalan demokrasi. Demokrasi berhubungan dengan masyarkat sipil yang kuat, kedua hal tersebut saling melengkapi. Pada dasarnya wanita memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dan menjadi aktivis apabila deberi kesempatan. Kaum Feminis mendukung konsep keamanan manusia tetapi ingin posisi antara wanita dan laki-laki sama, karena, dilihat dari pengalaman yang lalu konsep masyarakat mengecualikan wanita. Pergerakan pembela wanita ingin merubah budaya patriarki yang membatasi peran dan posisi wanita. SARAN UNTUK MEMBANGKITKAN KEAMANAN MANUSIA Konsep Keamanan manusia diperkenalkan oleh masyarakat yang memiliki posisi penting sebagai kebutuhan dan sebagai jaminan untuk menjaga keamanan, hak-hak manusia dan keadilan social. Organisasi internasional seperti PBB, Forum Sosial Dunia, para pemimpin Negara dan Organisasi regional menerima konsep ini. Keamanan bagi wanita adalah perhatian utama bagi organisasi internasional. Dan hal ini juga telah diatur dalam resolusi PBB 1325. Sejarah menunjukan bahwa keamanan manusia harus dibangun karena keamanan bagi wanita tidak termasuk dalam bagian keamanan masyarakat. Keamanan wanita haruslah dibangun dan dijaga hak-haknya karena pada zaman sekarang peran wanita tak bisa dilihat sebelah mata. Dalam zaman globalisasi seperti sekarang ini, bukan masalah perbedaan gender yang menentukan status, peran dan kekuasaan. Akan tetapi siapa yang memiliki kualitas dan prefesional, individu tersebut lah yang akan menempati posisi-posisi penting dalam sebuah Negara, organisasi, atau perusahaan. KESIMPULAN Pengalaman wanita sebagai pembawa perdamaian menunujukan bahwa wanita telah menggunakan pendekatan persamaan keamanan manusia dalam memecahkan setiap konflik. Wanita mengkombinasikan antara politik dan social kedalam politik individu dan menjadi penyebar konsep perdamaian yang efektif. Suksesnya konsep keamanan manusia tergantung pada aktivis social, organisasi non pemerintah dan kelompok pergerakan. Wanita telah membuktikan bahwa mereka bisa menjadi pemimpinn dan ketua aktifis dalam sebuah organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar